Cukup Hanya Satu


.

Mengagumi seseorang yang mungkin dia tidak menyadari hal tersebut. Bagaimana rasanya?  Seseorang yang begitu luar biasa dengan segala hal yang bahkan tidak disadarinya. Sikapnya yang selalu optimis, cerdas, selalu ingin tahu, apa adanya, dan bahkan juga menyukai warna biru seperti saya. Itu yang membuat saya menyukainya pada awalnya. 


Jauh sebelum pertemuan itu, pada bulan Oktober 2010, citra yang saya tangkap dari dirinya adalah orang yang keras dan sepertinya agak menyeramkan. Tipe yang saya hindari dan baru pertama kali saya temui. Tidak ada yang sama seperti dirinya. Saya kurang bersemangat saat kami akan bertemu. Namun, setelah mengenalnya ternyata dia orang yang luar biasa. Seorang yang cuek namun juga perhatian, sangat kontradiktif. Saat saya mengirimkan pesan melalui ponsel kepadanya, sepanjang apa pun sms saya hanya akan ditanggapi dengan jawaban yang sangat singkat. Hanya satu kata saja atau dua kata itu sudah cukup baginya. Namun, di saat bertemu dia akan melontarkan humor-humor segar dan bahkan sangat perhatian. Seseorang yang tidak bisa saya mengerti hingga hari ini.


Besok dia akan berangkat meninggalkan kota ini untuk cita-citanya. Dia pernah memaparkan visi misi hidupnya. Sungguh sangat luar biasa. Dia mengatur apa yang harus ia lakukan dan target-target apa saja yang ingin ia capai. Seseorang yang memiliki rencana hidup yang matang. Kadang ada orang yang ingin hidupnya mengalir seperti air, suatu alasan yang dibuat karena orang tersebut tidak mempunyai tujuan yang jelas dalam hidupnya. Dia pernah mengatakan, jika kita tidak mengatur untuk apa waktu milik kita akan kita habiskan, maka orang lainlah yang akan menentukan untuk apa waktu kita akan kita habiskan.


Saya datang ke rumahnya sore tadi sebentar dan kemudian bermaksud untuk langsung pulang setelah urusan saya selesai. Mungkin untuk alasan kesopanan dia menawarkan untuk sedikit lebih lama untuk berada di rumahnya. Namun, lebih baik saya segera pulang. Bertemu dengannya hari ini, sudah cukup bagi saya. Sebenarnya saya merasa nyaman dan ingin sedikit lebih lama disana. Bagi saya, jika bersamanya walau waktu dilalui tanpa suara sudah cukup. Karena yang membuat semua lebih baik adalah kehadirannya di dekat saya. Tapi, saya tidah punya topik pembicaraan yang menarik dan saya takut dia akan bosan. 


Saya sangat berterima kasih atas segala yang ia berikan kepada saya. Semua yang bisa membuat saya menjadi lebih dekat pada Tuhan saya, Allah. Karena bersamanya membuat saya selalu mengingat Allah. Bukankah sebaik-baik manusia adalah yang apabila bersamanya kita akan mengingat Allah. Tentu saja orang itu sangat spesial. Semoga saya bisa menjadi seperti itu bagi orang lain. Seperti yang ia lakukan kepada saya.


Dia pernah mengatakan bahwa, salah satu cara bersyukur kepada Allah adalah berbuat baik kepada orang lain. Sudahkan saya melakukan hal itu? Kadang saya terlalu individualis, namun saya sedang mencoba untuk itu. Menjadi lebih baik lagi.


Dia juga pernah mengatakan, pertemuan ini adalah takdir Allah. Sedangkan kita akan menjadi lebih baik atau tidak adalah tergantung dari diri kita sendiri.


Terima kasih atas semuanya. Cukup satu yang saya inginkan, jangan pernah lupakan saya walau saya bukanlah orang yang spesial. 


"Ada orang yang hadir dalam hidup kita yang berlalu begitu saja. Ada yang tinggal sejenak dan meninggalkan jejak dalam hati dan kita tidak akan pernah seperti sebelumnya."


*Untuk seseorang yang begitu luar biasa dan membuat saya tidak pernah seperti sebelumnya... You are so awesome!!!

Your Reply