Manusia sudah terlalu letih untuk beraktivitas dan hujan menemani dalam kesendirian. Lama-lama kota khatulistiwa ini bisa jadi kota hujan. Kota yang bahkan tidak terlalu dikenal oleh orang-orang dari provinsi lain. Malam hari, waktu yang saya sukai. Hanya ada saya dan dia, laptopku. Saat bisa menjelajahi alam bawah sadar, berkolaborasi dengan pikiran sadarku. Kadang kesendirian ini akan sangat menenangkan. Setelah seharian bercengkrama dengan berbagai macam orang. Mempelajari berbagai macam karakter orang. Saat orang bersikap acuh ataupun tidak peduli. Ternyata kita memang memerlukan orang lain.
Bagaimana mungkin saya sempat berpikir sendiri akan lebih baik? Sedangkan Allah dan Rasul-Nya mengatakan bagaimanapun sesuatu yang berjamaah (bersama-sama) lebih baik? Sudah bertahun-tahun lamanya. Saat masih bersama-sama dengan yang lainnya. Mengenal arti ukhuwah itu, namun kemudian semua hilang. Hal yang tersisa hanya sedikit dan puing-puing itu harus dibangun kembali dengan niat yang lebih baik, lebih bersih. Mungkin semuanya begitu mudah hancur karena niat awal yang tidak benar. Disinilah saya mencoba membangun segalanya lagi, dimulai dari diri sendiri. Mencoba melihat dari berbagai sisi dan menemukan jawabannya. Mengapa teman-teman begitu mudah menyerah keluar dari jalan ini? Mengapa walaupun mereka tahu mereka salah, mereka tetap saja tidak mau keluar dari kesalahan mereka. Satu alasan yang saya dengar, “Saya sudah terlanjur seperti ini, dan tidak bisa keluar.” Semoga saja itu tidak termasuk dengan putus asa dari rahmat Allah.
Begitu juga dengan keadaan sekarang, perjuangan tidak cukup sendiri, tidak harus memikirkan hal itu terus-menerus asalkan kita sudah melaksanakan kewajiban mengingatkan. Apakah itu artnya saya egois? Entahlah. Banyak pikiran yang berkelabat di dalam kepala saya. Satu hal yang pasti, saya menyayangi mereka karena Allah. Semoga Allah juga amat sangat sayang kepada mereka dan membuka hati mereka menjadi lebih baik.
Semua dimulai dari enam tahun lalu, saat semua berjanji berada di jalan ini, selalu dan tidak berubah. Atau mungkin itu khayalan saya belaka. Tapi, saya benar-benar sangat berharap. Jalan ini tidak akan membawa kekecewaan seperti kekecewaan seorang kepada seseorang yang lain, karena Allah selalu paling adil. Mungkin saja mereka tidak percaya dengan janji Allah dan tidak mau kembali pada jalan ini. Hanya Allah yang tahu. Karena mungkin saja mereka juga menipu diri mereka sendiri.
Rintik hujan seakan menjadi musik malam yang tidak pernah membosankan, karena hujan membuat suara-suara lain tidak terdengar jelas. Hanya ada suaranya yang memonopoli dalam rintik atau derasnya. Di saat itu kita akan bisa memikirkan sesuatu di masa lalu dan kita akan merindukannya. Dan, saya merindukan persahabatan yang terjalin enam tahun bahkan lebih, dengan mereka, sahabat-sahabatku. Saat kami punya satu tujuan, saat Allah terasa begitu dekat bersama kami semua. Seakan hujan mengerti itu, ia turun lebih deras ke bumi. Musik malam semakin terdengar.
Assalamu'alaikum...salam persahabatan....saya suka tulisanya...mampir ke blog saya ya..mungkin kita bisa saling berbagi...^^
http://monggopinarak-miracle.blogspot.com/ dan ini
http://nickzone-miracle.blogspot.com/
Salam persohiblogan,,,