Teringat sebuah buku yang saya pinjam di perpustakaan saat saya masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Hmm, awalnya saya merasa buku ini tidak menarik. Karena, seperti kebanyakan buku di perpustakaan adalah buku bacaan yang sastranya terlalu tinggi dengan latar jaman dahulu. Saya kurang bersemangat membaca cerita-cerita seperti itu. Namun, saya tertarik dengan judul buku tersebut. Hujan Kepagian., begitu judulnya. Sebuah buku karangan Nugroho Notosusanto berlatar perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Buku ini memuat cerita-cerita pendek saat Indonesia menyatakan perang melawan pasukan Belanda. Merupakan kisah nyata perjuangan orang yang terlibat dalam medan perang. Kisah-kisah tersebut membuat saya menyukai buku ini, di mana dalam sisi yang berlawanan antara pejuang kemerdekaan dan penjajah ada kalanya memiliki rasa yang sama. Misalnya ketika ada bayi yang terperangkap di tengah antara pejuang Indonesia dan tentara Belanda, ternyata keduanya memiliki rasa kemanusian untuk menyelematkan bayi yang tidak berdosa itu. Tidak melulu bercerita tentang konfrontasi negatif antara kubu yang berlawanan. Namun, ada sisi lain yang dapat kita lihat. Seperti seseorang yang cukup kesal dengan sahabatnya yang membunuh langsung tentara Belanda yang tidak berdaya di depannya.
Betapa hebatnya perjuangan rakyat Indonesia di kala itu. Indonesia sekarang dikatakan sebagai negara yang merdeka. Benarkah kita sudah merdeka? Atau mungkin kita sedang dijajah, namun kita tak menyadarinya? Saat kita lalai menjadi pribadi yang lebih baik, saat kita terlalu sering melakukan sesuatu yang tidak mencerminkan kemerdekaan, yaitu masih terbelenggu dengan nafsu kita sendiri. Wah, ternyata kemerdekaan itu bukan hal yang mudah untuk didapat.
Sebentar lagi Ramadhan. Sya’ban sudah menggenapkan setengah dari bulannya. Mungkin kita masih belum menyadari, sekali lagi Ramadhan sudah di depan mata. Saat itu, perang melawan hawa nafsu kita sendiri dan menuju kemenangan di bulan-bulan ke depan. Sudah siapkah kita?
Semoga Ramadhan tahun ini, lebih baik dari Ramadhan yang lalu dan kita bisa mendapatkan derajat taqwa.
Atau mungkin semua hanya bisa menjadi hujan kepagian?
Itu tergantung usaha kita.
oke, thanks