Sebegitu Besarkah?


.

Teringat sebuah lagu dari grup nasyid the fikr dengan judul Cinta. Lirik awalnya adalah, “Mencintai  dicintai fitrah manusia. Setiap insan di dunia akan merasakannya.” Bicara soal cinta, tidak akan ada habisnya. Namun, setiap orang mempunyai banyak penafsiran tentang cinta. Apapun itu, semoga saja itu bukan penyimpangan dari nafsu atau sesuatu yang dianggap sebagai cinta, tapi sebenarnya bukan.

Cinta, sebenarnya tidak pernah salah. Hanya saja, kadang manusia yang tidak mengerti apa itu cinta dan apa yang harus dilakukan dengannya. Ada segelintir orang yang hanya bisa merasakan getirnya, ada sebagian orang yang tidak pernah percaya lagi padanya, dan tidak sedikit yang tidak mau mengenalnya lagi. Kenapa itu bisa terjadi?
Sebagian orang merasa kecewa, sebagian lain hatinya mungkin mati. Mungkin karena orang lain, mungkin juga karena dirinya sendiri, dan mungkin saja dia tidak mengenal Tuhannya. Apakah kita termasuk orang yang sudah mengenal Tuhan dengan baik? Mengenal Allah dengan sebenar-benarnya? Ada saja yang masih menyalahkan takdirnya, namun tak kunjung berkaca ke dalam dirinya sendiri. Mungkin cermin hatinya sudah terlalu berdebu pasir sehingga nuraninya sendiri pun tidak dapat terlihat walaupun sekedar mengintip sedikit.
Mengapa demikian? Mengutip dari kata-kata Pak Mario Teguh, “Lawan dari cinta bukanlah benci, tapi ketidakpedulian.”
Keluarga, teman, sahabat, dan masih banyak hubungan yang didasari cinta. Namun, adakalanya tidak ada cinta di sana. Yang tinggal hanyalah ketidakpedulian. Seorang anak yang menjadi begitu rapuh dan tidak merasakan cinta kepada orang tua atau keluarganya karena tidak adanya kepedulian dari para orang tua yang sibuk. Ada juga yang mengatakan bahwa akan lebih baik dibenci atau dimarahi oleh seseorang yang ia cintai daripada tidak dipedulikan. Setidaknya ia masih diacuhkan. Saat keberadaan kita sudah tidak dianggap, berarti orang tidak menganggap kita dibutuhkan.
Mulailah belajar peduli pada orang lain. Karena hidup tidak hanya tentang diri kita sendiri. Kita butuh orang lain. Mencintai orang tua dan sahabat adalah kebutuhan dan hak kita. Tanpa cinta, yang tersisa adalah ketidakpedulian. Lalu, mungkin kita telah  melupakan cinta yang paling penting? Cinta kepada Allah. Seperti lagu ungu yang mengatakan, “Pernahkah kau merasa hatimu hampa? Pernahkah kau merasa hatimu kosong?” Periksa hati kita. Adakah cinta kepada Allah di sana. Jika tidak ada, pantas saja hati kita terasa hampa dan kosong. Dan cinta itu sangat kita butuhkan. Untuk itu, kita butuh iman yang bisa bertambah dengan ibadah yang benar. Jadi, masihkah sebegitu besarkan ego kita?
CINTA…
Kata yang sangat manis, hanya kadang ego kita yang lebih besar…
Maka, mari kita maknai cinta…

2 Responses to “Sebegitu Besarkah?”

  1. Mikochin says:

    “Lawan dari cinta bukanlah benci, tapi ketidakpedulian.”

    Itu bukan quote mario teguh! bapak itu ngutip dari orang laen, chi lupa siapa tapi hahahaha.

  2. Ho oh, ci. Di buku “Secret of Power Negotiating”, di dalam buku itu, Roger Dawson menulis,”apakah lawan CINTA itu adalah BENCI ??” , Tidak !! katanya, Lawan CINTA itu adalah KETIDAKPEDULIAN…

Your Reply