Dunia Orang Dewasa


.


Minggu pagi yang cerah. Seakan menghapus duka kemarin yang hampir tidak menemukan jawaban. Aroma tanah di belakang rumah yang tersapu hujan, menentramkan. Bahagia itu sederhana. Sudah lama tidak menulis karena aktivitas yang sebenarnya tidak sibuk namun cukup menyita perhatian dan pikiran.
Lulus kuliah dan memasuki ‘dunia orang dewasa’ membuat saya sedikit bingung bercampur sedih. Kalau bahasa anak muda sekarang, galau. Harus memutuskan jalan ke depan secara baik-baik, karena ini akan memperngaruhi bagaimana saya menjalani hidup kini dan nanti. Saya tidak pernah dihadapkan pada pilihan yang banyak dan sulit. Sejak TK, SMP, SMA, dan kuliah selalu lulus pada pilihan pertama saya. Saya baru menyadari ada dunia dimana ada orang tua yang harus memasukkan dan menarik kembali berkas anaknya dari satu sekolah ke sekolah lain karena nilainya tidak memenuhi ketentuan sekolah tersebut. Atau mungkin para calon mahasiswa yang dengan rajinnya mendaftar kesana-sini berharap dapat berkuliah di tempat idamannya atau paling tidak diterima pada salah satu dari pilihannya tersebut. Sungguh saya baru menyadarinya.
Saya tidak pernah seperti itu. Setiap tes atau seleksi yang saya ikuti saya tidak pernah mengambil alternatif mendaftar di tempat lain. Entah karena keyakinan akan diterima, karena saya terlalu malas untuk mendaftar sana-sini, atau karena idelisme saya yang mengatakan saya harus menetapkan satu pilihan. Mempunyai banyak pilihan sama saja dengan tidak menetapkan hati, itu pikiran saya dulu. Mungkin itu yang membuat saat ini saya menjadi lebih takut untuk gagal.
Nyatanya baru saya sadari setelah lulus kuliah dan akan memasuki dunia kerja. Banyak pilihan yang membuat saya bingung. Pilihan yang akan menentukan nasib saya seumur hidup. Saya harus memilih dari sekian banyak pilihan yang tidak pernah saya pikirkan matang-matang dulu saat kuliah. Sungguh saya tidak pernah mengalami hal yang seperti ini. Namun, untuk saat ini semoga apa yang saya jalani selalu menjadi berkah dan diridhoi Allah. Sungguh jalan ini tidaklah melulu lurus dan mulus. Kadang berkelok, penuh bebatuan, dan bahkan banyak ranjau-ranjau yang menanti. Namun, semoga saya tidak kehilangan pegangan, terseret arus, atau menyesal di tengah jalan. Meskipun tertatih-tatih, saya harap saya dapat melaluinya dengan baik, insya Allah.

Your Reply