Hari Pertama di Al Islam


.

Kesan pertama masuk Rumah Sakit Al Islam sebenarnya biasa saja seperti rumah sakit biasa. Namun, rumah sakit ini sangat bersih dan pernah mendapatkan prestasi sebagai rumah sakit terbersih di Jawa Barat. Berdasarkan surat yang balasan dari Al Islam, kami diminta untuk hadir pada ruangan diklat di lantai 6 pada pukul 9 pagi. Teman senasib seperjuangan saya PKPA di Al Islam bulan Juli adalah anak kelas B yang bernama Gesha. Saya berangkat dari kost menuju sayang, tempat janjian dengan Gesha dan kami pun berangkat dengan angkot Gede bage-Majalaya. Perjalanan di mulai dengan kejedotnya kepala saya di angkot. Supir angkot memang biasanya akan langsung tancap gas setelah penumpang naik walauppun sang penumpang belum duduk. Perjalanan kami lalui dengan berbincang, menerka-nerka apa yang akan kami dapatkan pada har pertama PKPA. Sebelum sampai di Gede bage, kami turun dan naik angkot lagi dan akhirnya samapai di Al Islam. Lumayan, satu jam perjalanan.
Kami masuk dan menuju lantai enam, tepatnya ke ruang diklat. Ternyata masih ada acara di dalam ruang diklat. Saya mengira kalau ada rapat, tapi tak berapa lama terdengar instrument khas muhasabah. Ternyata ada kajian Al Quran setiap hari senin di ruang diklat yang diikuti para karyawan. Subhanallah. Setelah kajian selesai, kami para peserta yang akan praktek di sana dipersilahkan masuk. Hanya saya dan Gesha peserta yang praktek Apoteker. Para peserta lain ada yang berasal dari Akbid, SMK Farmasi, Ilmu Komputer, dan Teknik Lingkungan.
Hari ini kami diberi berbagai macam materi. Mulai dari falsafah, visi, misi, da nilai di Al Islam hingga tata tertib yang harus kami taati untuk praktek di sana. Pendiri rumah sakit menurut saya adalah orang-orang yang sangat luar biasa. Beliau-beliau yang kini sudah almarhum dan almarhumah mendirikan Al Islam karena ingin memenuhi kebutuhan dan kerinduan masyarakat kepada pelayanan rumah sakit yang islami. Keunggulan dari rumah sakit ini lebih menonjolkan nilai keislaman dibanding rumah sakit lain. Pemateri mengatakan semakin tinggi jabatan di Al Islam maka hapalan Qurannya juga harus semakin bertambah. Para karyawan di tes bacaan Al Qurannya dan diadakan kegiatan Islami hingga tiga kali seminggu. Sekali lagi, Subhanallah.
Pelayanan lain yang dimiliki oleh Al Islam adalah menyediakan jasa konsultasi spiritual oleh ustadz dan klinik khitan. Bahkan setiap pasien akan dibimbing dalam menjalankan ibadah. Pemateri bahkan mengatakan bahwa generasi sekarang sudah masuk dalam ghowzul fikri yang dibuat oleh Yahudi yang tanpa sadar menjauhkan generasi muda dari Al Quran. Kami diharapkan untuk mendekat pada Al Quran dan Al Hadist. Selain ditanya satu-persatu yang berhubungan dengan materi, kami juga ditanyakan berapa kali khatam Al Quran dan meluruskan niat dalam menjalankan praktek hanya karena Allah.
Subhanallah, saya merasa bersyukur mendapatkan tempat PKPA di Rumah Sakit Al Islam. Pembekalan yang diberikan bukan hanya dari segi keprofesian kami, tapi juga mengingatkan kami bahwa kami PKPA bukan hanya memenuhi tanggung jawab pada orang tua dan menggugurkan kewajiban sebagai seorang mahasiswa. Tujuan utama kami haruslah berorientasi ke akhirat dan kami harus menjalani hidup ini dengan bahagia. Hidup terlalu singkat kalau hanya kita isi dengan ketidakbahagian. Kunci kebahagiaan tidak hanya terletak pada kekayaan tapi lebih pada rasa syukur. Semoga saja PKPA di Al Islam dapat berguna bagi kami. Selain ilmu yang bersifat duniawi, insya Allah ilmu yang akan kami dapatkan lebih dari itu yaitu orientasi kepada akhirat. Amin.

2 Responses to “Hari Pertama di Al Islam”

  1. Mikochin says:

    amiiin. kekny asik kerje di sana. lebih asik lagi kalo dapat gaji, ihiiiirrrr

  2. Betul yang asyik tu dapat gaji dari pekerjaan yang kita sukai... :)

Your Reply